Sabtu, 26 Januari 2013

TUGAS 8 >> MENULIS PUISI


Saran : Sebelum mengerjakan soal , sebaiknya anda pelajari wacana dibawah ini
Wacana
Memahami karakteristik puisi lama tidak dapat dilepaskan dari pemahaman terhadap kebudayaan masyarakat zaman dahulu. Puisi lama merupakan pancaran dari kebudayaan masyarakat pada zaman tersebut. Puisi lama yang cenderung statis, monoton, dan anonim  merupakan representasi atau cerminan dari karakter kebudayaan masyarakatzaman dahulu. Pada masa itu, ikatan kekeluargaan masih sangat erat, lingkup pergaulan sangat terbatas dan tertutup, serta sangat mengutamakan nilai kebersamaan atau kegotongroyongan (kolektivitas). Oleh karena dilingkupi suasana seperti itu, bentuk puisi lama antara satu dengan yang lain selalu mirip dan tidak mengalami perubahan dalam kurun waktu yang lama. Kondisi itu sangat berbeda dengan puisi baru yang sangat dinamis, bahkan cenderung revolusioner.
Syair
Setelah didengar raja bestari
Murka baginda tiada terperi
Pedang terhunus baginda sendiri
Permaisuri tua menegangkan diri
Seraya katanya jangan begitu
Pandangkan mata saudaramu itu
Jika dibunuh bundanya sendiri
Jadilah dinda tidak menentu
Pantun Nasib
Asam pauh dari seberang,
Tumbuh dekat tapi tebat.
Badan jauh di rantau orang,
Sakit siapa akan mengobat.
Pantun Jenaka
Kalau puan, puan cerana,
Ambil gelas di dalam peti.
Kalau tuan bijak laksana,
Binatang apa tanduk di kaki.
Berdasarkan contoh pantun dan syair yang telah diberi kan , kita dapat melihat kemiripannya. Jumlah suku kata, kata dalam baris, dan jumlah untaian baris dalam bait pantun dan syair relatif sama. Hal yang membedakannya, yaitu pola rima dan penempatan isi. Rima pantun yang berpola abab menghasilkan irama yang lebih variatif, sedangkan rima syair yang berpola aaaa menjadikan irama syair bersifat monoton dan datar.
Suatu bait pantun dapat mengungkapkan satu makna secara utuh / lengkap, sedangkan makna syair terungkap dalam beberapa bait. Dalam pantun, isi dua baris samar berikutnya. Dua baris pertama pada pantun yang isinya samar disebut sampiran. Sementara itu, dalam syair, seluruh baris menyatakan isi secara jelas dan maknanya berkesinambungan.

ª     Puisi merupakan salah satu sarana untuk mengungkapkan berbagai perasaan, pengalaman, kritikan, dan juga harapan. Puisi terbagi menjadi dua, yaitu puisi lama dan puisi baru. Puisi baru adalah puisi karya penyair Indonesia setelah adanya pengaruh atau persentuhan dengan kesusastraan Barat, terutama Belanda. Puisi baru memperlihatkan corak dan ciri yang berbeda dengan kesusastraan lama. Corak baru itu terlihat pada wujudnya yang sudah mulai melepaskan diri dari ikatan-ikatan lahiriah (seperti bait, rima dan baris) dan juga isi.
ª     Puisi baru, sebagai produk kebudayaan masyarakat modern, tidak lagi terbelenggu pada aturan-aturan yang dianggap membatasi kebebasan berekspresi. Hal yang lebih dipentingkan dalam penciptaannya adalah pengungkapan makna, pesan, atau nilai-nilai. Kata-kata dalam puisi modern benar-benar dipilih dan disusun penuh pertimbangan sehingga mampu mengungkapkan isi pikiran, perasaan, harapan secara tepat.
ª     Namun, puisi baru tetap karya seni yang diciptakan seseorang dengan melibatkan segenap perasaan penulisnya. Rima dan irama tetap merupakan unsur yang tidak dapat ditinggalkan dalam menulis puisi karena dari situlah keindahan sebuah puisi berawal. Selain itu, penyusunan baris dalam bait-bait tetap diperlukan. Hal itu merupakan bagian dari tipografi puisi yang membedakan dengan genre sastra lainnya.


Ind@h NS / Guru Pengajar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar