Saran : Sebelum mengerjakan soal , sebaiknya anda pelajari wacana dibawah ini
Wacana
Memahami karakteristik puisi lama
tidak dapat dilepaskan dari pemahaman terhadap kebudayaan masyarakat zaman
dahulu. Puisi lama merupakan pancaran dari kebudayaan masyarakat pada zaman
tersebut. Puisi lama yang cenderung statis, monoton, dan anonim merupakan representasi atau cerminan dari
karakter kebudayaan masyarakatzaman dahulu. Pada masa itu, ikatan kekeluargaan
masih sangat erat, lingkup pergaulan sangat terbatas dan tertutup, serta sangat
mengutamakan nilai kebersamaan atau kegotongroyongan (kolektivitas). Oleh
karena dilingkupi suasana seperti itu, bentuk puisi lama antara satu dengan
yang lain selalu mirip dan tidak mengalami perubahan dalam kurun waktu yang
lama. Kondisi itu sangat berbeda dengan puisi baru yang sangat dinamis, bahkan
cenderung revolusioner.
Syair
Setelah didengar raja bestari
Murka baginda tiada terperi
Pedang terhunus baginda sendiri
Permaisuri tua menegangkan diri
Seraya katanya jangan begitu
Pandangkan mata saudaramu itu
Jika dibunuh bundanya sendiri
Jadilah dinda tidak menentu
Pantun Nasib
Asam pauh dari seberang,
Tumbuh dekat tapi tebat.
Badan jauh di rantau orang,
Sakit siapa akan mengobat.
Pantun
Jenaka
Kalau puan, puan cerana,
Ambil gelas di dalam peti.
Kalau tuan bijak laksana,
Binatang apa tanduk di kaki.
Berdasarkan contoh pantun dan syair yang telah diberi kan
, kita dapat melihat kemiripannya. Jumlah suku kata, kata dalam baris, dan
jumlah untaian baris dalam bait pantun dan syair relatif sama. Hal yang
membedakannya, yaitu pola rima dan penempatan isi. Rima pantun yang berpola abab
menghasilkan irama yang lebih variatif, sedangkan rima syair yang berpola aaaa
menjadikan irama syair bersifat monoton dan datar.
Suatu bait pantun dapat
mengungkapkan satu makna secara utuh / lengkap, sedangkan makna syair terungkap
dalam beberapa bait. Dalam pantun, isi dua baris samar berikutnya. Dua baris
pertama pada pantun yang isinya samar disebut sampiran. Sementara itu, dalam
syair, seluruh baris menyatakan isi secara jelas dan maknanya berkesinambungan.
ª Puisi merupakan salah
satu sarana untuk mengungkapkan berbagai perasaan, pengalaman, kritikan, dan
juga harapan. Puisi terbagi menjadi dua, yaitu puisi lama dan puisi baru. Puisi
baru adalah puisi karya penyair Indonesia setelah adanya pengaruh atau
persentuhan dengan kesusastraan Barat, terutama Belanda. Puisi baru
memperlihatkan corak dan ciri yang berbeda dengan kesusastraan lama. Corak baru
itu terlihat pada wujudnya yang sudah mulai melepaskan diri dari ikatan-ikatan
lahiriah (seperti bait, rima dan baris) dan juga isi.
ª Puisi baru, sebagai produk kebudayaan
masyarakat modern, tidak lagi terbelenggu pada aturan-aturan yang dianggap
membatasi kebebasan berekspresi. Hal yang lebih dipentingkan dalam
penciptaannya adalah pengungkapan makna, pesan, atau nilai-nilai. Kata-kata
dalam puisi modern benar-benar dipilih dan disusun penuh pertimbangan sehingga
mampu mengungkapkan isi pikiran, perasaan, harapan secara tepat.
ª Namun, puisi baru tetap
karya seni yang diciptakan seseorang dengan melibatkan segenap perasaan
penulisnya. Rima dan irama tetap merupakan unsur yang tidak dapat ditinggalkan
dalam menulis puisi karena dari situlah keindahan sebuah puisi berawal. Selain
itu, penyusunan baris dalam bait-bait tetap diperlukan. Hal itu merupakan
bagian dari tipografi puisi yang membedakan dengan genre sastra lainnya.
Ind@h NS / Guru Pengajar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar